Selasa, 11 Desember 2012

Ibu Hamil Sebaiknya Kurangi Berdiri Cukup Lama

Ibu Hamil Sebaiknya Kurangi Berdiri Cukup Lama Ibu hamil yang tetap bekerja di masa kehamilannya, memiliki risiko cukup tinggi terhadap kesehatan diri dan bayinya. Dalam jangka panjang, bisa memengaruhi pertumbuhan janin. Penyebabnya adalah faktor kelelahan pascakerja. Kelelahan yang berlangsung tiap hari ini bisa meningkatkan risiko bayi cacat lahir, lahir prematur, lahir mati, hingga berat badan yang sangat rendah saat lahir. Pada ibu hamil yang bekerja lebih sering berdiri, risiko itu semakin tinggi. Demikian menurut hasil studi dari Midway yang dikutip Times of India. Studi difokuskan pada 4.680 para ibu yang diamati selama tahun 2002-2006 dari awal mereka hamil. Mereka memiliki pekerjaan di luar rumah. Ada dari mereka yang dituntut kesiapan fisik saat kerja, ada yang pekerjaannya berhubungan dengan mengangkat barang, dan ada yang lebih banyak berdiri kala kerja. Jangka waktu berdiri, shift malam, dan jam kerja yang panjang turut dijadikan variabel penelitian. Hasilnya 38,5 persen wanita bekerja dengan lebih banyak berdiri. Ada 45,5 persen yang pekerjaannya memerlukan jalan kaki yang cukup lama. Sementara itu, enam persen mengatakan sering melakukan aktivitas mengangkat barang. Dan, empat persen sering bekerja pada shift malam. Seiring dengan kehamilan para ibu tersebut, peneliti melakukan serangkaian pengamatan pada janin melalui USG selama kehamilan dan diperiksa lagi usai melahirkan. Hasilnya adalah, wanita yang bekerja 34-36 minggu masa kehamilan, tidak mengalami masalah pada perkembangan janin. Sementara bagi ibu yang sering berdiri saat bekerja, ada penurunan pertumbuhan kepala bayi sebesar tiga persen dari besar kepala bayi rata-rata. Dan, ibu hamil yang bekerja 45 jam per minggu, punya bayi yang beratnya lebih rendah dari ibu hamil yang bekerja 25 jam per minggu. Ini menyiratkan ada perlambatan dalam pertumbuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar